Selain daerah Bali bagian utara yang
memiliki Air Terjun Gitgit yang terkenal dengan keindahannya, Bangli juga tidak
kalah menariknya lo.. Ada banyak tempat wisata tersembunyi di Bangli yang mungkin
saja belum kalian kunjungi. Beragam destinasi
wisata yang ditawarkan oleh kabupaten penghasil buah jeruk terbesar di Bali
ini, seperti Gunung Batur, Kintamani, desa” tradisionalnya, juga air terjunnya, dan pasti masih banyak lagi yang
belum disebutkan. Ada beberapa spot air terjun juga yang indah di Bangli,
salah satunya adalah Air Terjun Tibumana. Air terjun ini terletak di Jalan Desa
Apuan, Susut – Bangli, yang berjarak kurang lebih 10KM dari pusat kota Bangli,
15KM dari pusat kota Ubud, 27 KM dari Kota Denpasar, untuk perkiraan jarak dari
kota kamu, bias cek di google map yah..
Jalur menuju air terjun ini sudah bisa diakses dengan motor maupun mobil, ada tempat parkir yang memadai juga di area sebelum turunan ke air terjunnya. Area ini berada di sekitar pemukiman penduduk dan persawahan yang hijau, jadi jangan khawatir kalau merasa haus, lapar karena ada toko kelontong juga di sekitar area parkir, spertinya sih di dekat air terjunnya juga ada warung kecil, tapi waktu saya kesana, lagi tutup jadi ga tau deh jual apa, yang pasti ada tempat istirahat dan ganti baju disana. Lengkap kan?Nah dari area parkir ini, kalian turun ke bawah menuju air terjunnya melewati tangga dengan suara gemericik air di sepanjang jalan, tidak terlalu jauh kok..Sesampainya di area air terjun, kalian akan mendatkan pemandangan yang setimpal dengan capeknya kalian menuju air terjun ini, indah sekali.. tidak heran kalau sering diadakan pengambilan foto prewedding atau bahkan blessing wedding di air terjun ini. Tempat pembelian karcisnya juga di sini ya, seharga 10rb per orang.
Sewaktu saya kesana bersama teman-teman, tempat pembelian karcisnya dijaga seorang ibu yang baik hati, karena ternyata ketika ibunya masih muda, ibu ini pernah training di hotel sekitar tempat saya bekerja.. wah.. jadi nostalgia ibunya cerita banyak hal ke saya, sayapun tidak kalah banyak cerita ke ibunya sambil menunggu teman” saya selesai berenang. Kami sampai di air terjun ini, sekitar jam 8an pagi, dan masih belum ada pengunjung lain, airnyapun jernih sekali, jadi teman-teman saya sangat menikmati sesi berenangnya waktu itu. Saya saranin kalian juga berangkat agak lebih pagi ya, apalagi pada waktu weekend, agar bisa puas berenang dan foto-foto.
Waktu saya berwisata ke air terjun ini, salah satu teman saya tidak sengaja jatuh di depan tempat alat musik gender yang ada di dekat tempat parkir, ketika kami naik dari area air terjunnya. Tidak ada yang salah dengan jalannya, hanya saja teman saya kehilangan keseimbangan di kakinya, sepertinya keram karena setelah berenang kemudian kakinya sempat ditekuk lumayan lama ketika memainkan alat musik tersebut. Kakinya terkilir, kita minta tolong kepada ibu dan bapak penjaga toko kelontong untuk memberikan informasi tentang tukang pijit terdekat. Mereka bahkan memanggilkan bapak tukang pijatnya untuk teman saya. Saya masih ingat betul, teman saya berkeringat banyak sekali saking sakit kakinya. Sembari menunggu tukang pijatnya datang, kami menikmati buah mangga yang dijual oleh ibu dan bapak di toko kelontong tersebut, kebetulan ada salah satu teman saya yang sepertinya salah fokus sama mangganya ketika kami sampai di toko kelontong tersebut, eh setelah beli, malah dia yang ga mau ikut makan.. memang orangnya ga enakan sih, dikasi apapun ga mau, tapi kalau dimintain tolong, sebisanya dia pasti bantu tanpa alasan apapun, baik banget memang. Upsss jadi salah cerita kan? Hahaha..Nah singkat cerita, pak tukang pijatnya udah dateng dan berusaha melakukan pertolongan ke teman saya, tapi ternyata teman saya masih mengeluh kakinya sakit. Akhirnya kita menawarkan untuk mengantarnya pulang, tapi dia kekeh mau pulang sendiri, karena ga enak ke kitanya dan juga mau langsung pergi ke tempat pijit lain, tambahnya. Setelah diskusi, akhirnya kita melanjutkan perjalan lagi tanpa dia, sedihh.. Tempat wisata kedua yang kami kunjungi adalah Kintamani dan Museum Topeng di daerah Ubud. Baca blog selanjutnya untuk melihat bagaimana serunya cerita kami, ketika berwisata ke Kintamani dan Ubud. Tentunya, perjalanan ini ga mungkin terjadi tanpa salah satu teman saya yang menjadi guide kami di jalanan.
Jika kamu menyukai petualangan, berpetualanglah ketika kamu masih mampu. Jangan menunggu sampai batas waktu atau keadaan tertentu. Karena dengan berpetualang, bisa memberikan kamu pengalaman dan energi baru untuk menjalani hari-hari kamu setelahnya. Banyak destinasi wisata yang budgetnya terjangkau, bahkan hanya bayar karcis parkir saja, dan uang bensin lo.. Ingat, bahagia kita, kita yang ciptain, bahagia selalu ya..
0 komentar:
Posting Komentar